Inilah Cerpen Karena Bahasa Indonesia di Dadaku

Sebagai anak jaman now, sudah wajib hukumnya bagi Sandra Melanie untuk berbagi dokumentasi pribadinya di media sosial. Kebetulan belum lama ini ia baru saja berlibur di Tebing Keraton, Bandung. Oleh-olehnya ratusan foto selfie dan swa foto bersama keluarga. Saking banyaknya ia kebingungan memilih foto yang akan diunggah.

Baca Juga: swot adalah

Sandra bukan selebgram, followers di akun Instagramnya juga belum genap seribu, tapi perkara memilih foto tidak bisa asal comot. Belum lagi urusan membuat keterangan foto. Kombinasi yang bagus antar keduanya niscaya akan membuat tombol hati merah mengalir sendiri. Sandra biasa menyematkan kata-kata bijak, puitis, maupun kalimat lain yang biasanya tak ada hubungan dengan foto.

Artikel Terkait: pengertian analisa 

Kira-kira begitulah kebiasaan anak-anak milenial membuat keterangan foto. Tak perlu harus ‘berguru’ dulu kepada Kahlil Gibran, Pablo Neruda, atau Sapardi Djoko Damono, sebab kalimat keren itu bertebaran di internet. Apa pun gaya caption yang Sandra pakai, ada satu pakem yang seolah harus ia taati, yaitu menggunakan bahasa Inggris.

Meskipun dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya Sandra tidak pandai berbahasa inggris. Pekerjaannya sebagai pemasaran di perusahaan distributor pun tak menuntut Sandra jago berbahasa Inggris.

“Nggak tahu ya tapi kalau pakai caption bahasa Inggris itu rasanya keren. Bikin update status di media sosial lain juga kalau bisa pakai bahasa Inggris,” ujarnya.

Sampai suatu kali Sandra disindir temannya dengan sebuah guyonan. “Dia bilang kalau pakai ATM terus nggak sengaja kepencet menu bahasa Inggris, paling lu juga gelagapan.” Sumber : http://pengertianparaahli.com.

Leave a comment